ASKEP KLIEN LANSIA DI PANTI WERDHA DENGAN PENINGKATAN KETIDAKMAMPUAN DAN ALKOHOLISME
Panti werdha adalah tempat dimana tempat berkumpulnya orang – orang lanjut usia yang baik secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala keperluannya, dimana tempat ini ada yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta. Dan ini sudah merupakan kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga negaranya sebagaimana tercantum dalam UU No.12 Tahun 1996 (Direktorat Jenderal, Departemen Hukum dan HAM)
Tujuan umum
Meningkatkan derajad kesehatan dan mutu kehidupan lansia dipanti agar merekadapat hidup layak.
Tujuan khusus
1. Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lasia di panti baik oleh petugas kesehatan maupun petugas panti
2. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang tinggal di panti dalam pemeliharaan kesehatan.
3. Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat dalam upaya pemeliharaan kesehatan lansia di panti.
Peningkatan Ketidakmampuan
Imobilisasi merupakan ketidakmampuan seseorang untuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Imobilisasi dikatakan sebagai faktor resiko utama pada munculnya luka dekubitus baik di rumah sakit maupun di komunitas. Kondisi ini dapat meningkatkan waktu penekanan pada jaringan kulit, menurunkan sirkulasi dan selanjutnya mengakibatkan luka dekubitus. Imobilisasi disamping mempengaruhi kulit secara langsung, juga mempengaruhi beberapa organ tubuh. Misalnya pada system kardiovaskuler,gangguan sirkulasi darah perifer, system respirasi, menurunkan pergerakan paru untuk mengambil oksigen dari udara (ekspansi paru) dan berakibat pada menurunnya asupan oksigen ke tubuh. (Lindgren et al. 2004)
Penyebab
Berbagai kondisi dapat menyebabkan terjadinya imobilisasi, sebagai contoh:
- Gangguan sendi dan tulang
- Penyakit rematik seperti pengapuran tulang atau patah tulang tentu akan menghambat pergerakan (mobilisasi)
- Penyakit saraf
- Adanya stroke, penyakit Parkinson, dan gangguan sarap
- Penyakit jantung atau pernafasan
- Gangguan penglihatan
- Masa penyembuhan
Akibat Imobilisasi
Imobilisasi dapat menimbulkan berbagai masalah sebagai berikut:
· Infeksi saluran kemih
· Sembelit
· Infeksi paru
· Gangguan aliran darah
· Luka tekansendi kaku
Pemeriksaan fisik
1. Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.
2. Mengkaji tulang belakang
- Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
- Kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
- Lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
3. Mengkaji system persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif,deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
4. Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot.
Lingkarekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
5. Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dariyang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.cara berjalan spastic hemiparesis – stroke, cara berjalan selangkah-selangkah – penyakit lower motor neuron,cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
7. Mengkaji fungsional klien
A. KATZ Indeks
Termasuk katagori yang mana:
Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.
o Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
o Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
o Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
o Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
o Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.
o Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
Keterangan:
Mandiri: berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
B. Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO | FUNGSI | SKOR | KETERANGAN |
1 | Mengendalikan rangsang pembuangan tinja | 0 1 2 | Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar). Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu). Terkendali teratur. |
2 | Mengendalikan rangsang berkemih | 0 1 2 | Tak terkendali atau pakai kateter Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam) Mandiri |
3 | Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi) | 0 1 | Butuh pertolongan orang lain Mandiri |
4 | Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana, membersihkan, menyiram) | 0 1 2 | Tergantung pertolongan orang lain Perlu pertolonganpada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain. Mandiri |
5 | Makan | 0 1 2 | Tidak mampu Perlu ditolong memotong makanan Mandiri |
6 | Berubah sikap dari berbaring ke duduk | 0 1 2 3 | Tidak mampu Perlu banyak bantuan untuk bias duduk Bantuan minimal 1 orang. Mandiri |
7 | Berpindah/ berjalan | 0 1 2 3 | Tidak mampu Bisa (pindah) dengan kursi roda. Berjalan dengan bantuan 1 orang. Mandiri |
8 | Memakai baju | 0 1 2 | Tergantung orang lain Sebagian dibantu (mis: memakai baju) Mandiri. |
9 | Naik turun tangga | 0 1 2 | Tidak mampu Butuh pertolongan Mandiri |
10 | Mandi | 0 1 | Tergantung orang lain Mandiri |
TOTAL SKOR
Skor BAI :
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5-8 : Ketergantungan berat
0-4 : Ketergantungan total
Pemeriksaan penunjang
· Sinar –X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan tulang.
CT scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi.
· MRI (Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang. Dll.
· Pemeriksaan Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan SGOT ↑ pada kerusakan otot.
Masalah keperawatan
Kerusakan mobilitas fisik
Gangguan rasa nyaman nyeri
Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
Gangguan perfusi jaringan perifer
Kurang perawatan diri
Resiko terhadap cidera
Resiko terjadi infeksi
Konstipasi
Alkoholisme
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung zat etanol, zat psikoaktif yang bila dikonsumsi akan mengakibatkan kehilangan kesadaran.Minuman beralkohol merupakan minuman keras yang termasuk kategori jenis zat narkotika yang mengandung alkohol, tidak peduli berapa kandungan alkohol di dalamnya.
Penyalahgunaan alkohol adalah lazim namun sering kali kondisinya tidak diakui pada lansia. Awitan dini pada penyalahgunaan alkohol dialami 50-70% alkoholik lansia. Alkoholik awitan dini biasanya mulai menjadi penyalahgunaan pada saat lansia berumur tiga puluhan dan empat puluhan. Alkoholik awitan dini umumnya kurang baik ditangani dan mempunyai lebih banyak masalah fisik dan psikologis dibandingkan alkoholik awitan lanjut. Alkoholik awitan lanjut biasanya tidak mulai minum alkohol sampai mereka berusia 60 atau lebih. Mereka menjadi peminum reaktif yang mulai minum akibat stres dan kehilangan yang berhubungan dengan penuaan.
Pemicu yang menyebabkan alkoholisme pada lansia:
· Perubahan fisik yang menyebabkan imobilitas, isolasi, hilangnya kesehatan, dan kadang kala nyeri kronis.
· Kehilangan emosional, seperti kehilangan pasangan hidup, teman, keluarga, dan teman kerja.
· Kehilangan tujuan, identitas, cita-cita, dan harga diri yang terkait dengan kehilangan pekerjaan.
· Perasaan ketidakberdayaan
· Kehilangan rutinitas
· Kebosanan
· Masalah keuangan
Tanda dan Gejala
o Alkoholisme
o Masalah perawatan diri
o Tanda-tanda cedera, seperti sering jatuh, kecelakaan, memar, tau fraktur
o Infeksi
o Perubahan sensori
o Insomnia
o Inkontinensia urin
o Perburukan fungsi kognitif yang mudah diketahui, mencakup konfusi dan kehilangan ingatan jangka pendek
o Keluhan ansietas
o Masalah GI, seperti gastritis, ulkus septum, perdarahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, malnutrisi
o Gangguan cara berjalan
Riwayat pasien meliputi kehilangan pasangan, lilitan keuangan, isolasi akibat imobilisasi, baru pesiun, dan tidak punya kerabat dekat.
Alat-alat pengkajian
o Michigan Alcohol Screening Test (MAST)
Sebuah kuisioner yang terdiri dari 25 pertanyaan. Mudah di gunakan karena hanya memerlukan waktu kurang dari 10 menit untuk mengisinya, tidak butuh pelatihan khusus dalam mengerjakannya, dan memiliki validitas tinggi.
o Kuisioner CHARM dan CAGE
Kuisioner singkat, pemeriksaan yang tidak dinilai yang memberi beberapa standarisasi untuk riwayat kesehatan. Kuisiner CHARM menggunakan akronim charam untuk mendapatkan informasi mengenai alkohol dan jenis obat-obatan yang di gunakan lansia. Kuisioner CAGE yang hanya menanyakan 4 pertanyaan, sangat efektif dalam mengidentifikasi alkoholik di daerah klinis.
MAST-G: tes skrining alkoholisme pada lansia
Beri angka setiap jawaban “ya” dengan nilai 1, beri setiap jawaban “tidak” dengan nilai 0.
Jawaban “ya” yang berjumlah lima atau lebih mengindikasikan pasien memiliki masalah alkohol.
No | Pertanyaan | Ya (1) | Tidak (0) |
1. | Setelah minum minuman keras apakah anda menyadari peningkatan pada frekuensi dan detak jantung anda? |
|
|
2. | Ketika anda dengan orang lain, apakah anda pernah meremehkan berapa banyak sesungguhnya anda minum minuman keras? |
|
|
3. | Apakah alkohol membuat anda mengantuk sehingga anda sering tertidur di bangku? |
|
|
4. | Setelah minum beberapa gelas minuman keras apakah kadang kala tidak makan atau lupa makan karena anda merasa tidak lapar? |
|
|
5. | Apakah minum beberapa gelas minuman keras membantu anda mengurangi gemetar atau tremor anda? |
|
|
6. | Apakah alkohol kadang kala membuat anda sulit untuk mengingat bagian pada siang atau malam hari? |
|
|
7. | Apakah anda memiliki peraturan untuk anda sendiri bahwa anda tidak akan makan minum-minuman keras sebelum waktu tertentu pada hari? |
|
|
8. | Apakah anda kehilangan ketertarikan pada kegemaran atau aktivitas yang biasanya anda nikmati? |
|
|
9. | Ketika anda bangun di pagi hari, apakah anda mendapatkan kesulitan mengingat bagian pada malam sebelumnya? |
|
|
10. | Apakah minum-minuman keras membantu anda tidur? |
|
|
11. | Apakah anda menyembunyikan botol alokohol anda dari anggota keluarga? |
|
|
12. | Setelah menghadiri pertemuan sosial apakah anda merasa dipermalukan karena anda minum terlalu banyak? |
|
|
13. | Apakah anda pernah mengkhawatirkan bahwa minum minuman keras mungkin dapat membahayakan kesehatan anda? |
|
|
14. | Apakah anda biasanya mengakhiri malam dengan minum segelas minuman keras sebelum tidur? |
|
|
15. | Apakah anda menemukan bahwa minum minuman keras anda meningkat setelah seseorang yang dekat dengan anda meninggal? |
|
|
16. | Biasanya apakah anda lebih memilih minum minuman keras lebih banyak di rumah daripada menghadiri acara-acara sosial? |
|
|
17. | Apakah anda minum minuman keras lebih banyak sekarang dibandingkan dulu? |
|
|
18. | Apakah anda biasanya minum minuman keras membuat anda relaks atau menenangkan rasa gugup anda? |
|
|
19. | Apakah anda minum minuman keras untuk melepaskan pikiran anda dari masalah? |
|
|
20. | Apakah anda pernah meningkatkan minum minuman keras setelah mengalami kehilangan dalam kehidupan anda? |
|
|
21. | Apakah anda terkadang mengendarai kendaraan ketika anda minum minuman keras terlalu banyak? |
|
|
22. | Apakah dokter atau perawat pernah mengatakan mereka khawatir atau prihatin tentang minum minuman keras anda? |
|
|
23. | Apakah anda pernah membuat peraturan untuk mengendalikan minum minuman keras anda? |
|
|
24. | Apakah minum minuman keras membantu ketika anda merasa kesepian? |
|
|
Kuisioner CHARM
Lima pertanyaan ini menggunakan akronim CHARM, garis besar wawancara untuk mengkaji lansia apakah ada penyalahgunaan:
C : (Cut Down) apakah anda pernah putus atau berheni minum minuman keras?
H : (How) Bagaimana anda menggunakan alkohol? Ada aturan?
A : (Anyone concerned) Apakah ada orang yang prihatin dengan minum minuman keras anda?
R : (Relief of problems) Apakah masalah anda tertasi ketika anda menggunakan alkohol?
M : (More dringking) Apakah anda lebih banyak minum minuman keras dari yang anda harapakan?
Pemeriksaan diagnostik
· Gamma glutamyltranferase (GGT)
Biasanya sensitif dengan efek-efek alkohol. Nilai diatas 24 U/L pada perempuan dan diatas 37 U/L pada laki-laki dapat mengindikasikan penyalahgunaan alkohol.
· Mean cospular volume (MCV)
Rasio hitung sel darah merah (SDM) hematokrit, mengindikasikan ukuran SDM dan membantu mendiagnosa anemia, akibat dari alkoholisme. Nilai MCV yang normal adalah 80 sampai 96 µm³.
· Pemeriksaan darah
Dapat mengindikasikan malabsorbsi folat,vitamin B, dan lemak (pada sekitar satu setengah dari penyalahgunaan alkohol).
Diagnosis keperawatan utama dan kriteria hasil
· Ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan konsumsi alkohol dan kebiasaan diet yang buruk.
Kriteria hasil: pasien akan meningkatkan status nutrisi dan menurunkan konsumsi alkohol
· Ansitas berhubungan dengan kehilangan kendali dan krisis personal.
Kriteria hasil: pasien akan melaporkan perasaan sembuh dan pengendalian atas toindakan.
· Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan kecanduan alkohol
Kriteria hasil: pasien akan mengatakan pengendalian atas kecanduannya.
· Resiko cedera behubungan dengan perubahan persepsi
Kriteria hasil: pasien akan terhindar dari cedera dan tidak mencederai orang lain.
Intervensi keperawatan
· Orientasikan pada pasien tentang realita karena ia dapat mengalami halusinasi dan dapat mencoba melukai diri sendiri atau orang lain.
· Pantau pasien apakah ada tanda dan gejala depresi atau rencana bunuh diri.
· Dekati pasien denga cara yang tidak nengancam.
· Evalusi tingkat penolakan, hubungan yang signifikan, riwayat penyalahgunaan alkohol, dan aktivitas hiburan yang berhubungan sebelum penyalahgunaan alkohol.
· Bantu pasien menerima dan masalah minum minuman keras dan kebutuhan untuk pantangan.
· Dorong perilaku sehat yang positif dan tawarkan dukungan emosional dengan sikap tenang dan tidak menghukum
Penyuluhan pasien
o Pastikan anggota keluarga menyadari kecanduan pasien.
o Berikan pengetahuan pada pasien dan anggota keluarga mengenai penyakit dan tekankan bahwa pasien harus berhenti alkohol selama hidupnya.
o Buat anggota keluarga dan pasien sadar bahwa efek alkohol mempengaruhi setiap panca indera dan bahwa seluruh persepsi paien mungkin tidak benar.
o Ajarkan keluarga dan pasien kebutuhan untuk memperbaiki kebiasaan diet yang berhubungan dengan defisit akibat konsumsi alkohol.
o Anjurkan anggota keluarga untuk memantau penggunan alkohol pasien dan waspadai fungsi motorik yang tidak stabil.
o Ingatkan anggota keluarga dan pasien bahwa pasien dapat kambuh lagi tapi bantuan akan selalu ada.
0 komentar:
Posting Komentar